Rabu, 30 September 2020

Pantun Jenaka

Pantun Jenaka

Pantun banyak jenisnya. Untuk menghilangkan lelah atau capek, kita bisa memilih bermain pantun jenaka. Berikut contoh pantun jenaka atau pantun berisi hiburan.

 Fungsi dari pantun jenaka adalah sebagai berikut:

1.       Sebagai media hiburan untuk teman yang sedang dirundung kesedihan

2.       Sebagai media untuk membangun keakraban dari dua orang yang baru bertemu atau mengenal

3.       Sebagai salah satu strategi memberikan pesan moral yang mudah diterima oleh orang lain

4.       Sebagai bentuk sindiran pada orang lain namun tanpa tendensi untuk menyinggung perasaan ataupun melukai hati

5.       Sebagai penghangat suasana dan mencairkan suasana saat berkumpul bersama keluarga besar ataupun teman-teman kelompok.

Ciri-Ciri Pantun Jenaka

Ciri pantun jenaka sama dangan pantun lain.

Beberapa ciri pantun yang harus diketahui adalah sebagai berikut:

1. Tiap Bait Terdiri Dari Empat Baris

Jika dalam prosa dikenal dengan adanya paragraf untuk tiap rangkaian kalimat yang di dalamnya ada satu gagasan utama, pantun memiliki hal yang sama dengan sebutan bait.

Bait dalam pantun berisi untaian kata-kata yang berada dalam satu gagasan yang sama. Jika Kamu membuat pantun jenaka, maka gagasan tersebut adalah gagasan jenaka.

2. Tiap Baris Terdiri Dari 8 Hingga 12 Suku Kata

Dalam sejarahnya, pantun dulunya tidak dituliskan, melainkan disampaikan secara lisan. Dari sejarah ini memang bisa dilihat bahwa pantun adalah salah satu tradisi sastra lisan yang masih bertahan. Karena pada mulanya pantun diucapkan, maka jumlah suku kata dalam setiap baris dibuat sesingkat mungkin agar pesan bisa dipahami dengan mudah.

Oleh karena itu, saat membuat pantun terdapat ketentuan bahwa satu baris dalam pantun terdiri atas 8 hingga 12 suku kata.

Ini adalah aturan yang paling penting dalam membuat pantun. Jika pantun yang Kamu buat tidak mengikuti kaidah ini, maka tentu pantun tersebut bisa disalahkan.

3. Memiliki Sampiran dan Isi

Ciri pantun berikutnya adalah memiliki sampiran dan isi. Kedua hal ini, sampiran dan isi, adalah dua hal yang berbeda. Nah, sampiran sering disebut juga sebagai pengantar dalam pantun.

Letak pengantar ini ada di dua baris paling awal pantun. Sebagai pengantar, fungsi dari sampiran adalah menarik pembaca untuk membaca pantun hingga selesai.

Oleh karena itu, penting bagi Kamu untuk membuat sampiran yang menarik saat membuat pantun jenaka. Lalu, bagaimana dengan isi?

Nah, isi pantun adalah informasi yang disiapkan untuk diberikan kepada para pembaca. Letak isi pantun tersebut berada di baris ketiga dan keempat dari pantun.

Kedua baris ini berisi pesan –yang biasanya mengandung nilai moral, yang akan disampaikan kepada para pembaca.

4. Memiliki Rima a-b-a-b

Pantun adalah puisi lama yang memiliki aturan atau terikat dengan bentuk. Selain jumlah baris dan suku kata, aturan lain yang perlu diketahui tentang pantun adalah rima.

Ya, pantun memiliki rima a-b-a-b yang harus senantiasa diperhatikan.

Rima adalah bunyi suku kata terakhir dalam suatu baris pantun. Seperti bentuknya, aturan ini silang. Artinya, akhir suku kata di baris pertama harus sama dengan akhir suku kata di baris ketiga. Demikian pula untuk baris kedua dan keempat.

Misalnya, ketika di baris pertama Kamu menulis jingga, maka di akhir baris ketika Kamu harus menulis kata dengan rima yang sama, misalnya bunga.

Sedangkan jika di baris kedua Kamu menulis senang, maka di akhir baris keempat Kamu harus menulis kata dengan rima yang sama, misalnya tenang.

Beberapa poin di atas adalah ciri pantun jenaka dan jenis pantun lain pada umumnya. Ciri ini adalah aturan yang harus ditaati saat membuat pantun.

Karena termasuk puisi terikat, jika Kamu tidak mengindahkan ciri-ciri ini, maka pantun yang Kamu buat bisa salah.

 Contoh Pantun Jenaka

Bacalah Pantun jenaka berikut!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar